ViewJambi.Com, MUAROJAMBI – Polemik proyek pengaspalan berupa rehab atau pemeliharaan jalan simpang nasional SMAN 2 – Desa Berembamg Sungai Melintang yang didanai APBD Perubahan Pemkab Muarojambi tahun 2024 lalu, kini terus menuai sorotan serius sejumlah pihak, tak hanya kualitasnya diduga buruk, proyek bernilai belasan milyar di Kecamatan Sekernan itu, juga terindikasi sarat kepentingan tertentu.
Belum lama ini, masyarakat Kabupaten Muaro Jambi, dihebohkan dengan proyek pengaspalan jalan yang dikerjakan jelang akhir tahun 2024 lalu, ini menyusul, temuan warga di lapangan yang mendapati kondisi fisik jalan, sudah ada yang retak retak, kegiatan pembangunan di dua lokasi berbeda dengan satu mata anggaran itu, sontak menimbulkan pertanyaan sejumlah pihak.
Pasalnya, proyek fisik itu dianggarkan pelaksanaannya dalam APBD-Perubahan kabupaten Muaro Jambi tahun 2024, dengan jadwal tayang di LPSE terlihat tanggal 9 September 2024. “Proses tendernya saja sampai pengumumam pemenang berkontrak itu tidak kurang dari satu bulan, bahkan bisa lebih kalau ada sanggahan,” kata Ridwan Amin, salah seorang LSM di Sengeti, Jum’at, (24/1/2025) pagi.
Selain limit waktu yang mepet, munculnya proyek fisik dimaksud sampai ketuk palu dan dilaksanakan instansi terkait diduga tidak melalui usulan Musrembang dengan melihat skala prioritas. “Masih banyak tempat yang jalannya lebih layak untuk diperbaiki, seperti contoh, Jalan Simpang Tunas Baru-Jambi Kecil menuju candi,” tambahnya lagi.
Tak hanya itu, Iwan turut mengatakan, kualitas pekerjaan pengaspalan pemeliharaan jalan yang disebutkan juga patut dipertanyakan. Dimana, menurut pantauannya di lokasi, kondisi jalan itu, fisik aspalnya sudah rusak dan dilakukan penambalan. “Mutu aspal yang saya tau, bergaransi minimal 1 tahun. Ini baru dibangun sudah ditambal-tambal,” ucap Iwan.
Buruknya hasil pengerjaan pengaspalan ini, menyulut komentar beragam dari warga Muaro Jambi, salah satunya, dari Mantel, warga kelurahan Jambi kecil ini, mengklaim, jika jalan poros di sepanjang wilayahnya, kini sedang butuh penanganan serius. “Sudah seharusnyo pemerintah tu teliti la, kalu nak dibanding bandingkan, perbaikan jalan poros di tempat kami ko lebih prioritas. Dengan dana sebesar itu cukup buat jalan kami," ucapnya.
Bahkan, salah satu warga lain yang namanya enggan disebut, mencurigai, jika proyek ini, kesannya terlalu dipaksakan, penilaiannya itu bukan tanpa alasan, mengingat kegiatan pembangunan yang baik, selalu dibarengi dengan proses perencanaan yang matang, tak cukup hanya merealisasi pembangunan, melainkan juga mempertimbangkan skala prioritasnya.
“Atau jangan jangan, iko Ado unsur kepentingan tertentu, maklum la kan, kemarin itu ado pesta demokrasi limo tahunan berupo pemilihan kepalo daerah (pilkada), yang sayo khawatirkan, hasrat kepentingan itu lebih diutamokan, sehinggo skala prioritas dikesampingkan, tapi mudah mudahan itu hanyo kekhawatiran sayo be, bukan ado kepentingan lain.” Tutupnya.
Sejumlah pihak pun mendesak agar aparat penegak hukum (APH), mengusut temuan berupa pengerjaan pengaspalan jalan tersebut, sehingga kondisi yang sama, tidak kembali terjadi di kemudian hari. (sir)
Social Plugin